Waspada ciri ciri saham akan bangkrut

Salah satu risiko dalam investasi saham adalah risiko likuidasi. Risiko likuidasi adalah risiko perusahaan gagal membayar kewajiban utangnya sehingga mengalami kebangkrutan.

Diawali dengan suspensi terlebih dahulu. Jika manajemen bisa melakukan negosiasi utangnya, maka suspensi bisa dicabut. Jika tidak, perusahaan bisa terancam mengalami delisting. Seringkali itu berarti uang kita “hangus” di saham tersebut.

Terdengar mengerikan, namun saham seperti itu bisa kita deteksi. Berikut 2 ciri saham yang akan bangkrut:

Berikutnya, lihat struktur modal perusahaan. Perhatikan neraca saldo perusahaan untuk melihat berapa jumlah utang (termasuk sa- ham preferen) yang dimiliki perusahaan. Secara umum, utang jang- ka panjang seharusnya kurang dari 50% total modal. Di bagian ca- tatan kaki laporan keuangan, pastikan apakah utang jangka panjang menggunakan tingkat bunga tetap (dengan pembayaran bunga kon- stan) ataukah variabel (dengan pembayaran berfluktuasi, yang bisa mahal jika tingkat bunga naik).

Saya selalu camkan kata-kata yang didapat dari buku The Intelligent Investor di atas yakni rasio utang jangka panjang/ekuitas idealnya tidak lebih dari 0,5 atau 50%.

1. Rasio Utang Jangka Panjang/Ekuitas

Itu dikarenakan kebanyakan bangkrut pada saham terjadi karena gagal bayar utang jangka panjangnya. Untuk itu utang jangka panjang idealnya tidak melebihi kemampuan keuangannya.

Namun jika rasio tersebut di atas 50% tidak selalu berarti buruk. Bisa jadi itu berarti perusahaan tengah di masa ekspansi sehingga membutuhkan tambahan dana yang besar. Bisa dilihat dari pertumbuhannnya yang bagus. Dan tetap harus pastikan ciri kedua ini:

2. Histori Arus Kas

Jika rasio utang jangka panjang/ekuitas di atas 50%, maka histori arus kasnya harus bagus. Jika di bawah 50%, analisis histori arus kas bisa diabaikan karena tidak terlalu relevan. Jika perusahaan utangnya kecil, kinerja bagus, dan mampu membagikan dividen secara rasional. Itu berarti perusahaannya bagus meski kondisi arus kasnya tidak bagus.

Laporan arus kas terdiri dari arus kas operasi, investasi, dan pendanaan. Saya selalu rekap data historisnya dari laporan tahunan dengan bantuan template Excel yang saya bagikan gratis di link bio. Di template tersebut sudah saya format supaya otomatis berwarna hijau jika arus kasnya positif, dan merah jika negatif. Jadi mempermudah analisa. Karena kita cukup melihat positif negatifnya.