Semarang memiliki banyak sekali tempat wisata yang sangat bersejarah. Hal ini disebabkan karena dulunya semarang merupakan salah satu tempat yang dijajah dan dibangun banyak sekali bangunan bekas penjajahan.
Disini kita akan mengikuti perjalanan si travel blogger yang dikutip dari akun instagram @catatanbackpacker yang sudah centang biru ini. Ashari Yudha dan tim sedang mengunjungi kota semarang yang memiliki banyak sekali tempat menarik.
Masih bersama @indtravel jalan-jalan bareng keliling beberapa lokasi wisata menarik di Indonesia, siang ini CatatanBackpacker dan teman-teman mampir ke salah satu spot yang menarik di Semarang, yaitu Sam Poo Kong.
Kelenteng sam poo kong ini memiliki nama asli yaitu sam poo tong yang memiliki arti gua tiga orang sakti. Tempat ini awalnya dijadikan sebagai tempat umat agama buddha sekaligus untuk tempat persinggahan para laksamana yang berperang pada saat itu.
Saat ini kelenteng sam poo kong juga dipanggil oleh masyarakat dengan sebutan kelenteng batu. Hal ini dikarenakan kelenteng ini memiliki bentuk seperti sebuah goa yang sangat besar sekali.
Sam Poo Kong yang terletak di daerah Simongan merupakan sebuah komplek kelenteng yang dulunya merupakan tempat persinggahan pertama Laksamana Tiongkok yang beragama Islam yaitu Laksamana Zheng He/Cheng Ho. Disini terdapat banyak kuil dan altar tempat berdoa, bahkan disatu altar ada jangkar kapal yang cukup besar yang merupakan jangkar kapal Laksamana Cheng Ho.
Menurut cerita, saat Laksamana sedang berlayar di laut Jawa, banyak awak kapalnya yang jatuh sakit. Lalu Laksamana memerintahkan untuk menurunkan jangkar kapal secepatnya. Kemudian merapatlah kapal di Pantai Utara Semarang, dan semua pasukan berlindung di sebuah gua hingga sembuh. Gua itu hingga sekarang menjadi altar utama untuk berdoa bagi para pendatang ke Sam Poo Kong.
Banyak cerita unik disini, yang kerennya diceritakan secara unik dengan pahatan/ukiran tembok tentang perjalanan Laksamana Cheng Ho semenjak meninggalkan Tiongkok hingga sampai di Semarang.
How to get there: Nah ini udah nanya pada bingung, enak naik taksi atau ojek.
Biaya: Rp 3500 masuk komplek, masuk altar utama Rp 20.000
Saran: Panas, bawa payung!