Sekilas, istilah “Bapak Bom Atom” mungkin merujuk kepada J. Robert Oppenheimer, seorang fisikawan Amerika Serikat yang memimpin Proyek Manhattan yang menghasilkan bom atom pertama. Namun, dari konteks pertanyaan ini, sepertinya yang dimaksud adalah istilah “Bapak Bom Atom” yang merujuk kepada psikolog klinis Jepang, Dr. Ryozo Tsukamoto.
Dr. Ryozo Tsukamoto, yang dikenal sebagai “Bapak Bom Atom” di Jepang, adalah seorang psikolog yang bekerja di rumah sakit militer Jepang selama Perang Dunia II. Ia bertanggung jawab untuk merawat dan memberikan perawatan kesehatan mental bagi para pilot kamikaze (tokubetsu kogekitai) yang dipersiapkan untuk melakukan serangan bunuh diri dengan pesawat terbang saat perang. Pilot kamikaze ini dikenal sebagai “kamikaze” yang dalam bahasa Jepang berarti “angin kamikaze” yang mengacu pada angin dewa yang berarti angin kencang yang mencegah invasi armada Mongol pada abad ke-13.
Tugas Dr. Tsukamoto sangat berat, karena ia harus membantu para pilot yang menghadapi tekanan psikologis dan moral yang besar dalam persiapan untuk serangan kamikaze. Para pilot ini harus menghadapi perasaan takut, cemas, dan ambivalensi, karena mereka tahu bahwa serangan mereka berarti mengorbankan nyawa mereka sendiri untuk kepentingan militer Jepang.
Dr. Tsukamoto menggunakan pendekatan psikoterapi untuk membantu para pilot kamikaze mengatasi emosi mereka dan memberikan dukungan mental. Ia berusaha untuk membantu mereka menemukan arti dan tujuan dalam tindakan mereka, sambil memahami dan meredakan tekanan psikologis yang mereka alami.
Namun, penting untuk diingat bahwa kampanye kamikaze itu sendiri adalah bagian dari kebrutalan perang dan kebijakan militer Jepang yang menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk para pilot kamikaze yang merupakan korban dari propaganada militer dan kondisi perang yang mengkhawatirkan. Kesehatan mental Dr. Tsukamoto juga mungkin terpengaruh oleh tantangan moral dan etika yang dihadapinya selama perang.
Sebagai catatan, menggunakan istilah “Bapak Bom Atom” atau merujuk kepada Dr. Tsukamoto sebagai “Bapak Bom Atom” dapat menimbulkan perasaan yang sensitif dan mengesampingkan sejarah kekejaman dan penderitaan yang diakibatkan oleh perang dan tindakan kamikaze tersebut. Sejarahnya tetap kontroversial dan memilukan, dan peristiwa tersebut harus selalu diingat dengan rasa hormat terhadap para korban dan keluarga mereka.